PONOROGO,-Bencana banjir yang meratakan tanaman padi petani Ngasinan pada Senin, (15/12) lalu rupanya berujung pembongkaran bendungan yang pembangunanya baru saja selesai pada sekitar bulan November 2014 silam.
Awalnya pihak pengairan hanya akan melakukan normalisasi dan pengerukan sampah yang menumpuk penyebab banjir di DAM yang berada di perbatasan Simoleteng Bedi Wetan Bungkal- Ngasinan Jetis.
Namun pada rapat yang di gelar di balai desa Ngasinan, pihak masyarakat yang merupakan korban banjir menginginkan pembongkaran bendungan. Suasanapun agak memanas karena masyarakat tetap bersikeras untuk membongkar bagian bawah dam simoleteng. " kami menuntut di agar dam di bongkar. Jika ada yang mau bertanggung jawan kalau terjadi banjir lagi, kami tidak apa-apa. Tapi tidak ada yang berani bertanggung jawab kalau dibulan Januari dan Februari mendatang terjadi banjir lagi." ujar warga kepada lingkarkota.com.
Akhirnya pada Senin,(22/12) kemari dengan menggunakan satu buah alat berat pengerukan sampah dilalukan. Sekitar lima titik embong yang jebol juga dirapikan, dan DAM yang belum di serahterimakan pun juga di bongkar bagian bawahnya. "Kami hanya mengantisipasi saja mas karena kami tidak ingin bencana terulang lagi. Ini sudak kesepakatan masyarakat ngasinan." terang kepala desa melalui ponselnya.
Seperti di beritakan lingkarkota.com minggu lalu, bahwa ratusan petani desa Ngasinan harus gigit jari karena tanaman padi yang barusaja selesai tanam, habis di terjang banjir karena luapan air dari sekitar DAM yang baru saja selesai pembangunanya bulan lalu. Kerugian petani sekitar 200 juta ditambah beberapa kolam ikan warga dan 20 diesel ikut terendam banjir.(Ze Dien)
