![]() |
Ilustrasi/net |
‘’Memang meningkat, tapi sepanjang ini masih
tertangani,’’ kata Kabid Pengendalian Penyakit P2PL Dinkes Ponorogo Dyah Ayu
Puspitaningarti.
Dia menambahkan, beberapa kasus yang ditemukan sudah
masuk kategori dengue shock syndrome (DSS) dengan salah satu pertanda
klinis pendarahan hebat di saluran pencernaan. Untuk riciannya, sebanyak tiga
kasus DSS di RSUD dr Harjono. Sedang, satu pasien lain tercatat di RSU
Muhammadiyah. Namun, masih menurut Ayu, belum ada pasien meninggal akibat virus
dengue tersebut.
‘’Kami terus berkoordinasi dengan Dinkes Jatim
terutama setelah penetapan status KLB (kejadian luar biasa) di sejumlah kabupaten
dan kota,’’Terangnya.
Dinkes Provinsi memang menetapkan
status KLB untuk sebelas kabupaten dan kota di Jawa Timur. Kendati Ponorogo
tidak masuk status KLB, sebab, tiga daerah tetangga yakni, Kabupaten Ngawi dan
Kota Madiun serta Trenggalek tercatat KLB DB.
Dengan cuaca lembab serta berangin kencang seperti
saat ini penyebaran nyamuk bisa mencapai kiloanmeter.‘’Jarak terbang nyamuk
sejatinya hanya berkisar 100 meter. Tapi kalau dibantu angin bisa mencapai 1
hingga 2 kilometer,’’jelasnya.
Selain itu, kelembaban yang cukup tinggi membuat
masa inkubasi nyamuk lebih cepat. Nyamuk hanya memerlukan waktu tujuh hari
untuk menetas. Selain itu, satu nyamuk betina bisa menghasilkan 100 hingga 300
telur dalam satu siklus. Nyamuk aedes aegypti memiliki lambung yang lebih
besar. Tak urung, satu nyamuk mematikan tersebut bisa menggigit lebih dari satu
manusia.
‘’Nyamuk betina bisa bertahan hingga dua bulan.
Selama itu mereka tetap memerlukan darah manusia untuk membuahi telur-telurnya,’’Jelasnya.*(Dee)