![]() |
BK/net |
PONOROGO,- Keberadan pupuk bersubsidi sejauh ini masih saja mengalami
kelangkaan. Kelangkaan pupuk ini kontan membuat petani was-was, lantaran masa
pupuk yang kedua dan ketiga ini menjadi kunci keberhasilan panen mereka.
Tak hanya kelangkaan pupuk yang terjadi, beberapa kios pupuk bahkan harus tidak diperpanjang kerjasamanya dalam pengadaan dan penyaluran terhitung 1 Januari 2015. Diantaranya kios Budi Luhur yang terletak di wilayah Kecamatan Siman Ponorogo, yang harus menghentikan penjualan akibat masa kontraknya tak diperpanjang.
Mariadi, salah satu pengelola kios pupuk bersubsidi Budi Luhur kepada mengatakan, kios pupuk bersubsidi yang dimiliki Gapoktan di Desa Manuk, Siman telah dihentikan pengirimannya sejak terhitung 1 Januari 2015 melalui surat yang dikirimkan. Alasan penutupan, kata Pria yang juga Pengurus SPI Ponorogo itu, kiosnya dinilai kenerjanya kurang baik dan tidak bisa berkoordinasi dengan baik.
“Maka didalam surat yang telah kami terima tanggal 31 Desember 2014, kios ini ditutup, dampaknya petani kekurangan pupuk,” terangnya.
Penutupan kios itu, lanjut dia, dinilai telah terjadi kejanggalan. Ini terjadi lantaran kios yang bernama Lestari yang tereletak di Desa yang sama dengannya justru mendapat pasokan pupuk bersubsidi. Padahal, sesuai RDKK yang ada, harusnya pupuk bersubsidi tersebut dikirim ke kios Budi Luhur.
“Pertanyaannya adalah dari mana kios lestari mendapatkan RDKK. Lha yang mendapatkan kios ini. Ini ada yang tidak beres. Dalam RDKK, sudah jelas, kios Gapoktan ini menanungi tiga kelompok tani didesa Manuk. Untuk itu, ini perlu penjelasan,”paparnya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian, Harmanto saat dikonfirmasi terpisah menuturkan, kelangkaan pupuk terjadi akibat hari libur diawal tahun. Kemudian ada keterlambatan pengiriman dari pabrik menuju distributor.
Mengenai tidak diperpanjangnya kios, disebabkan sejumlah hal diantaranya kios dinilai kinerjanya kurang maksimal dan kurang bisa berkoordinasi. Namun demikian pihaknya akan terus melakukan evaluasi atas pupuk bersubsidi diwilayah Ponorogo agar mampu menekan kelangkaan.
“Kita terus berupaya, tahun sebelumnya yang kekeurangn pupuk telah dimintakan penambahan. Saat ini maslahnya hanya awal tahun saja, saat ini sudah berangsur kembali normal,”imbuhnya.*(Dee)
Tak hanya kelangkaan pupuk yang terjadi, beberapa kios pupuk bahkan harus tidak diperpanjang kerjasamanya dalam pengadaan dan penyaluran terhitung 1 Januari 2015. Diantaranya kios Budi Luhur yang terletak di wilayah Kecamatan Siman Ponorogo, yang harus menghentikan penjualan akibat masa kontraknya tak diperpanjang.
Mariadi, salah satu pengelola kios pupuk bersubsidi Budi Luhur kepada mengatakan, kios pupuk bersubsidi yang dimiliki Gapoktan di Desa Manuk, Siman telah dihentikan pengirimannya sejak terhitung 1 Januari 2015 melalui surat yang dikirimkan. Alasan penutupan, kata Pria yang juga Pengurus SPI Ponorogo itu, kiosnya dinilai kenerjanya kurang baik dan tidak bisa berkoordinasi dengan baik.
“Maka didalam surat yang telah kami terima tanggal 31 Desember 2014, kios ini ditutup, dampaknya petani kekurangan pupuk,” terangnya.
Penutupan kios itu, lanjut dia, dinilai telah terjadi kejanggalan. Ini terjadi lantaran kios yang bernama Lestari yang tereletak di Desa yang sama dengannya justru mendapat pasokan pupuk bersubsidi. Padahal, sesuai RDKK yang ada, harusnya pupuk bersubsidi tersebut dikirim ke kios Budi Luhur.
“Pertanyaannya adalah dari mana kios lestari mendapatkan RDKK. Lha yang mendapatkan kios ini. Ini ada yang tidak beres. Dalam RDKK, sudah jelas, kios Gapoktan ini menanungi tiga kelompok tani didesa Manuk. Untuk itu, ini perlu penjelasan,”paparnya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian, Harmanto saat dikonfirmasi terpisah menuturkan, kelangkaan pupuk terjadi akibat hari libur diawal tahun. Kemudian ada keterlambatan pengiriman dari pabrik menuju distributor.
Mengenai tidak diperpanjangnya kios, disebabkan sejumlah hal diantaranya kios dinilai kinerjanya kurang maksimal dan kurang bisa berkoordinasi. Namun demikian pihaknya akan terus melakukan evaluasi atas pupuk bersubsidi diwilayah Ponorogo agar mampu menekan kelangkaan.
“Kita terus berupaya, tahun sebelumnya yang kekeurangn pupuk telah dimintakan penambahan. Saat ini maslahnya hanya awal tahun saja, saat ini sudah berangsur kembali normal,”imbuhnya.*(Dee)