![]() |
RDP Wawasan Kebangsaan, Sartono di Magetan. (Foto : Cholis) |
MAGETAN - Tantangan kebangsaan kekinian telah
merasuk sampai setiap relung kehidupan berbangsa dan bernegara. Di era
keterbukaan sekarang yang meniscayakan gencarnya informasi lewat media sosial
berpotensi menuju maraknya terorisme, narkoba dan beragam kejahatan lainnya.
Melihat
fenomena ini, Sartono sebagai anggota DPR/MPR RI melalui Tenaga Ahlinya di Dapil VII Jatim (Kabupaten Ponorogo, Pacitan, Magetan, Ngawi dan Trenggalek) turut
merasa bertanggung jawab untuk melaksanakan Dengar Pendapat dengan masyarakat
untuk menyerap saran dan masukan demi kemajuan Indonesia ke depannya.
Acara ini
dilaksanakan kemarin bertempat di Balai Desa Kuwon, Kecamatan Karas, Kabupaten
Magetan, Jawa Timur dengan melibatkan mahasiswa, pelajar, tokoh agama, tokoh
pemuda, tokoh masyarakat dan pemerintah setempat.
Baginya,
globalisasi dan keterbukaan informasi serta pesatnya kemajuan ekonomi
memberikan dualisme efek. “Satu sisi memberikan dampak positif, namun di sisi
lain berpotensi menjadikan indikasi lunturnya wawasan kebangsaan akibat tidak
bisa menyaring pengaruh luar yang berujung pada perilaku disintegrasi bangsa.
Oleh karenanya, globalisasi harus disikapi dengan cara yang bijak dan
diterjemahkan dalam perilaku berbangsa secara terhormat,” kata Imam Mahfud
selaku Tenaga Ahli Sartono.
Dalam
kesempatan trersebut ada 3 Pemateri yang memberikan wawasan tentang ideologi
kebangsaan yang melibatkan unsur TNI, yaitu Pelda Sudart) dan juga Polri yaitu AKP. Suprapto
serta Imam Mahfud selaku Tenaga Ahli dari anggota DPR RI Sartono. Tampak hadir juag
dalam acara tersebut Kepala Desa Kuwon, Basuki.
Pada
kesempatan tersebut Basuki mengapresiasi kepedulian terhadap situasi bangsa
oleh Sartono yang merupakan tokoh asli Kabupaten Pacitan. “Acara ini dianggap
sebagai hal positif yang perlu dijadikan agenda berkelanjutan dimasyarakat
mengingat semakin modern nya masyarakat kita dan semakin terkikis dengan dengan
budaya asing sehingga mengabaikan nilai-nilai kebangsaan yang menjadi jati diri
bangsa,” ungkap Basuki.
Dalam acara tersebut pemateri menyampaikan betapa
pentingnya nilai-nilai Pancasila, UUD 45 dan Amandemen, Bhineka Tunggal Ika dan
NKRI menjadi landasan berfikir dan bertindak bagi kita sebagai warga negara
Indonesia. “Karena jika empat ideologi dasar ini tidak dipegang teguh niscaya
Indonesia akan mudah di goyang dan di ganggu oleh kepentingan asing,” ujar Imam
Mahfud. Sehingga akan memunculkan disintegrasi bagsa instabilitas politik dan
ekonomi serta terancamnya tatanan sosial masyarakat yang harmonis.
Lebih
lanjut dia memaparkan bahwa dalam menghadapi MEA 2015 masyarakat harus siap dan mempunyai daya saing baik
secara SDM dan juga secara produk, jangan sampai Indonesia hanya sebagai pasar
dan juga penonton dalam pasar Global Asia.
“Kita sudah
merasakan sekarang ini kita menjadi pasar dari negara tetangga, mulai
kendaraan, pakaian, buah-buahan bahkan cemitipun kita impor dari china.
Sehingga dipandang sangat penting untuk melakukan inovasi dan trobosan terhadap
hasil dari produk lokal. Dan disinalah negara harus hadir, memberikan stumulan
dan juga pengamanan terhadap produk lokal serta memberikan edukasi dan juga
inovasi sehingga kita tidak kalah dengan negara-negara tetangga,” tutupnya. (cholis/TIM LK)