Headlines News :
Home » » MUSIM HUJAN TIBA. WASPADAI BANJIR DAN LONGSOR

MUSIM HUJAN TIBA. WASPADAI BANJIR DAN LONGSOR

Written By Unknown on Friday, December 19, 2014 | 11:57 AM

ILUSTRASI; Waspadai longsor di daerah sekeliling anda!
Seiring dengan datangnya musim hujan, daerah-daerah di Kabupaten Ponorogo perlu ditingkatkan kewaspadaan terhadap datangnya bencana longsor dan banjir yang siap menghadang. Bencana banjir dan longsor seringkali datang dengan tiba-tiba tanpa kompromi. Untuk mengantisipasi sebelum bencana datang menerjang, tak ada salahnya mencermati lebih detil gejala-gejala alam sebelumnya.  
Bambang Suhendro, Kepala Bidang ESDM Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ponorogo mengungkapkan terdapat dua tipe hujan pemicu longsor; Pertama, Hujan yang sangat Deras dan kedua, hujan normal tapi berlangsung lama, “Hujan Deras yang bisa menjadi pemicu longsor biasanya  terjadi pada awal-awal musim penghujan, yaitu antara bulan oktober hingga nopember. Sedangkan hujan normal tapi berlangsung lama, berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan, biasanya pada bulan Desember hingga bulan April” jelasnya.
Soal tekstur tanah yang perlu diwaspadai di awal musim penghujan ini, yaitu pada lereng-lerang yang tersusun pada tanah lempung pasiran, akibat hujan deras bisa berpotensi longsor. Sedangkan pada bulan desamber hingga april nanti potensi longsor cenderung pada lereng-lereng yang tersusun atas material lempung.
Ia menyebutkan sedikitnya terdapat 7 kecamatan daerah rentan gerakan tanah tinggi, meliputi Kecamatan Ngrayun, Bungkal, Ngebel, Sambit, Sawoo, Slahung dan Sooko, “Kecamatan Ngrayun (Desa Ngrayun, Baosan Lor, Selur, Binade dan Mrayan), Kecamatan Bungkal (Desa Sambilawang, Kupuk, Pager, Munggu, Pelem, Kalisat, Koripan, Mbekare, Nambak Dan Ketonggo), Kecamatan Ngebel (Desa Sempu Dan Sekodok), Kecamatan Sambit (Desa Ngadisanan, Maguhan Dan Wringin Anom), Kecamatan Sawoo (Desa Tempuran, Sriti, Temon, Tumpak Pelem, Prayungan, Grogol, Pangkal Dan Tumpuk), Kecamatan Slahung (Desa Ngilo-Ilo, Duri, Wates, Kambeng, Broto, Slahung, Caluk, Tugurejo Dan Senepo) Dan Kecamatan Sooko (Desa Bedoho, Klepu, Bareng, Juruk,  Bedruk),”urainya.
Lebih lanjut menurutnya, Desa yang tidak tercatat dalam rentan longsor, tidak menutup kemungkinan yang bertempat tinggal di lereng untuk tetap waspada. Dengan konsep amati, waspadai, hindari dan tindak lanjuti, “Amati; tumpukan tanah gembur di atas batuan kompak dan kedap air, Lapisan tanah batuan yang miring kea rah luar lereng disertai rembasan air dan Retakan-retakan tanah penutup lereng jika itu terjadi. Waspadai; hujan deras dan hujan normal yang terjadi terus menerus” pungkasnya berharap untuk tetap waspada dan bersiap untuk menghindari bila bencana tiba.
Sementara itu, Siswanto kepala BPBD Kabupaten Ponorogo telah melaksanakan pendataan terhadap daerah rawan banjir dan longsor, BPBD telah melakukan pendataan dan siap untuk terjun ke lapangan sewaktu-waktu terjadi bencana, “Satu sisi tim sudah langsung mengadakan pendataan, untuk mengantisipasi terjadinya banjir dan longsor dengan desa-desa yang kita pantau,” ungkapnya. 
Pihaknya juga mengevaluasi daerah-daerah yang kerapkali terjadi bencana, “kecamatan-kecamatan/ desa-desa yang rawan kita adakan pendekatan sehingga ketika datang hujan dan terjadi bencana segera bisa lapor ke BPBD dan BPBD segera bisa terjun untuk menurunkan tim relawan,” tutupnya.
Share this article :
 
Support : Support Website | Balai Kota |
Powered by PERS PONOROGO
Copyright © 2015. Lingkar Kota : Informasi Berdasarkan Data Dan Fakta - All Rights Reserved
Template Design by Ze Dien Published by Balai Kota Supported by Wengker.com