Obrolan
Parikeno
Oleh
Ki Setyoa Handono
![]() |
ilustrasi/ ki Semar |
Baru saja perhelatan akbar pejabat ketyahuan korupsi
membahana di seluruh penjuru negeri. Pernak-pernik korupsi mewarnai
masing-masing pejabat sehingga dampak hukumnyapun berbeda-beda .
Tapi yang jelas hingga saat ini ada yang sukses, -belum kebagian
hukuman- dan ada yang sebaliknya dihukum karena ketahuan korupsinya.
Semuanya sifatnya masih bersifat manusiawi, KPK tidak mungkin bisa menjangkau
para koruptor dalam waktu bersamaan.
Esensinya adalah sejauh mana kesungguhan KPK menegakkkan pemberantasan korupsi kepada selurah pejabat di negri ini.
Esensinya adalah sejauh mana kesungguhan KPK menegakkkan pemberantasan korupsi kepada selurah pejabat di negri ini.
Untuk itu masayarakat diperlukan partisipasi aktifnya dalam
melaporkan para pejabat, seprti; presiden, menteri, gubernur, bupati, dll,
apabila diindikasikan korupsi. Am Gambaran sederhana pejabat korupsi
adalah, baru menjabat beberapa bulan saja bisa bangun rumah mewah, bisa beli
mobil mewah, dsb. Maka menurut Abraham Samad, itu adalah pejabat ‘pembunuh
berdarah dingin’ sementara rakyat dibiarkan miskin, jalan-jaln dibiarkan rusak,
fasilitas umum semakin berantaka, dsb.
“Oh loleee…loleee… banyak gubernur bupati yang bertitel
haji kok korupsi semakin menggila ya. Mereka hatinya kotor , tidak
mensejahtrakan rakyat, tapi ajimumpung mengumpulkan harta benda untuk
keluaganya saja . Oh loleeee…loleee… katanya bergelar haji malah hatinya
sekotor tempat pembuangan sampah??” gerutu Ki Lurah Semar.
Ki Lurah Semar benar-benar jengkel kepada para pejabat
yang ada di daerahnya ikut-ikuta korupsi. Ki Lurah Semar segera bergegas menuju
masjid di komplek PDAM, dekat pada taman kota
yang tengah dibangun tanpa ada planing aggaran di APBD. Terkjut, Ki Lurah Semar
menyaksikan masjid itu kotor, sepertinya tidak pernah dipakai. Akhirnya Semar
membersihkan sendiri masjid itu. Menjelang sholat dhuhur akan dimulai tiba-tiba
Petruk dan Gareng datang. Keduanya langsung mengikuti di belakang . Tidak
beberapa lama, sholat berjamaah usai.
“Kok tiba-tiba bapak mengeluarkan sorban dan gombal di
hadapan kami ta romo?”
“Kamu sudah mengenal dua benda ini, Petruk?”
“Waaah, jelas ini hukuman untuk saya. Mentang-mentang saya tadi terlambat nggak mbantu Romo bersihkan masjid ya ?”
“Oh loleee…loleee… buta ijo mangan tales, bocah itu kalo bodoh, mesti pikirane ngeres. Karepku ngono ora koyo mengkono…Lha yen kamu Gareng, apa namanya dua benda ini?”
“Hha…ha…ha…, sor…sorr…sorry …Romo ..eh sorry.. pertanyaan ngak…nggak ber…ber … bermutu… dolontarkan, mbok ya kita diskusi yang lain saja ta….”
“Eh… dengkulmu mlocot …. Anak dua kok pikiranya dangkal semua. Eh…loleeee… lole…romo itu sebenarnya tidak ingin kalian bantu-bantu aku bersihkan masjid ini. Saya ikhlas bersihkan ini. Cuma aku ingin mengajak bersama-sama tentang nilai kebajikan dari sorban dan gombal ini. Ayo, kira-kira baik yang mana antara gombal dan sorban ini?”
“Ya jelas baik sorban, ta Romo”, jawab keduanya spontan
“Sekarang Romo akan Tanya kepada kalian, kalau di rumah
kalian, penting mana antara gombal dengan sorban dalam menjaga kebersihan
rumah kita?”
“Hmmm, ya gombal ta ”
“kamu tahu enggak, sifat kebaikan dari gombal itu?”
“Ah, nggak ada Romo. Bentuknya saja sudah kumuh, dan menjijikkan lagi?”
“Nah sekarang kalian simak. Walaupun keadaanya dekil,
ditelantarkan, dilecehkan, dan disiksa, tapi si gombal tetap istiqamah
membersihkan tempat yang kotor, kemudian membuat tempat kita nyaman, bersih
kembali.
Walaupun si gombal tidak pernah dicuci, ditempatkan ditempat yang terhormat, tapi tugasnya menjaga kebesihan tidak bias diragukan lagi..”
Walaupun si gombal tidak pernah dicuci, ditempatkan ditempat yang terhormat, tapi tugasnya menjaga kebesihan tidak bias diragukan lagi..”
“Wah… ternyata gombal dalam sekali nilai filusupnya. Wah, seandainya si gombal ini jadi roh dari perilaku pemerintah kita sekarang dan yang akan datang, pasti Negara kita bakal adil makmur, aman dan tentram. Oleh karena itu Citraksi, mulai sekarang tugas kita mengkampanyekan kepada pemerintah dan semua lapisan masyarakat untuk membangun jiwa gombal dalam pedoman hidupnya…”
“Wah cespleng sekali. Saya akan membangun polisi gombal”
“Saya juga akan membangun KPK Gombal, MK Gombal, Jaksa
Gombal, MA Gombal, Depag
Gombal, Menteri Gombal, Presiden Gombal, Gubernur Gombal, Bupati Gombal, Camat Gombal, Lurah Gombal, Humas Gombal, dll”
Gombal, Menteri Gombal, Presiden Gombal, Gubernur Gombal, Bupati Gombal, Camat Gombal, Lurah Gombal, Humas Gombal, dll”
“Aku juga. Aku akan membangun haji gombal, takmir gombal, muazin gombal, dan jamaah gombal….” Sahut Gareng
“Ha…ha..ha… kita semua bakal bangun republik gombal”
Seloroh Semar kecut.