Headlines News :
Home » » Sorban dan Gombal

Sorban dan Gombal

Written By Unknown on Tuesday, January 6, 2015 | 9:56 PM


Obrolan Parikeno
Oleh Ki Setyoa Handono

ilustrasi/ ki Semar
Baru saja perhelatan akbar pejabat ketyahuan korupsi membahana di seluruh penjuru negeri. Pernak-pernik korupsi mewarnai masing-masing pejabat  sehingga  dampak hukumnyapun berbeda-beda .  Tapi yang jelas hingga saat ini ada yang sukses, -belum  kebagian hukuman-  dan ada yang sebaliknya dihukum karena ketahuan korupsinya. Semuanya sifatnya masih bersifat manusiawi, KPK tidak mungkin bisa menjangkau para koruptor dalam waktu bersamaan.

Esensinya adalah sejauh mana kesungguhan KPK menegakkkan pemberantasan korupsi kepada selurah pejabat di negri ini. 

Untuk itu masayarakat diperlukan partisipasi aktifnya dalam melaporkan para pejabat, seprti; presiden, menteri, gubernur, bupati, dll, apabila diindikasikan korupsi.  Am Gambaran sederhana pejabat korupsi adalah, baru menjabat beberapa bulan saja bisa bangun rumah mewah, bisa beli mobil mewah, dsb. Maka menurut Abraham Samad, itu adalah pejabat ‘pembunuh berdarah dingin’ sementara rakyat dibiarkan miskin, jalan-jaln dibiarkan rusak, fasilitas umum semakin berantaka, dsb.

“Oh loleee…loleee… banyak gubernur bupati yang bertitel haji kok korupsi semakin menggila ya. Mereka hatinya kotor , tidak mensejahtrakan rakyat, tapi ajimumpung mengumpulkan harta benda untuk keluaganya saja . Oh loleeee…loleee… katanya bergelar haji malah hatinya sekotor tempat pembuangan sampah??” gerutu Ki Lurah Semar.

Ki Lurah Semar benar-benar jengkel kepada para pejabat yang ada di daerahnya ikut-ikuta korupsi. Ki Lurah Semar segera bergegas menuju masjid di komplek PDAM, dekat pada taman kota yang tengah dibangun tanpa ada planing aggaran di APBD. Terkjut, Ki Lurah Semar menyaksikan masjid itu kotor, sepertinya tidak pernah dipakai. Akhirnya Semar membersihkan sendiri masjid itu. Menjelang sholat dhuhur akan dimulai tiba-tiba Petruk dan Gareng datang. Keduanya langsung mengikuti di belakang . Tidak beberapa lama, sholat berjamaah usai.

“Kok tiba-tiba bapak mengeluarkan sorban dan gombal di hadapan kami ta romo?”
“Kamu sudah mengenal dua benda ini, Petruk?”

“Waaah, jelas ini hukuman untuk saya. Mentang-mentang saya tadi terlambat nggak mbantu Romo bersihkan masjid ya ?”

 “Oh loleee…loleee… buta ijo mangan tales, bocah itu kalo bodoh, mesti pikirane ngeres. Karepku ngono ora koyo mengkono…Lha yen kamu Gareng, apa namanya dua benda ini?”

“Hha…ha…ha…, sor…sorr…sorry …Romo ..eh sorry.. pertanyaan ngak…nggak ber…ber … bermutu… dolontarkan, mbok ya kita diskusi yang lain saja ta….”

“Eh… dengkulmu mlocot …. Anak dua kok pikiranya dangkal semua. Eh…loleeee… lole…romo itu sebenarnya tidak ingin kalian bantu-bantu aku bersihkan masjid ini. Saya ikhlas bersihkan ini. Cuma aku ingin mengajak bersama-sama tentang nilai kebajikan dari sorban dan gombal ini. Ayo, kira-kira baik yang mana antara gombal dan sorban ini?”

 “Ya jelas baik sorban, ta Romo”, jawab keduanya spontan
“Sekarang Romo akan Tanya kepada kalian, kalau di rumah kalian, penting mana antara gombal dengan sorban dalam menjaga kebersihan  rumah kita?”

“Hmmm, ya gombal ta ”
“kamu tahu enggak, sifat kebaikan dari gombal itu?”

“Ah, nggak ada Romo. Bentuknya saja sudah kumuh, dan menjijikkan lagi?”
“Nah sekarang kalian simak. Walaupun keadaanya dekil, ditelantarkan, dilecehkan, dan disiksa, tapi si gombal tetap istiqamah membersihkan tempat yang kotor, kemudian membuat tempat kita nyaman, bersih kembali. 

Walaupun si gombal tidak pernah dicuci, ditempatkan ditempat yang terhormat, tapi tugasnya menjaga kebesihan tidak bias diragukan lagi..”

“Wah… ternyata gombal dalam sekali nilai filusupnya. Wah, seandainya si  gombal ini jadi roh dari perilaku pemerintah kita sekarang dan yang akan datang, pasti Negara kita bakal adil makmur, aman dan tentram. Oleh karena itu Citraksi, mulai sekarang tugas kita mengkampanyekan kepada pemerintah dan semua lapisan masyarakat untuk membangun jiwa gombal dalam pedoman hidupnya…”

“Wah cespleng sekali. Saya akan membangun polisi gombal”
“Saya juga akan membangun KPK Gombal, MK Gombal, Jaksa Gombal, MA Gombal, Depag

Gombal, Menteri Gombal, Presiden Gombal, Gubernur Gombal, Bupati Gombal, Camat Gombal, Lurah Gombal, Humas Gombal, dll”

“Aku juga. Aku akan membangun haji gombal, takmir gombal, muazin gombal, dan jamaah gombal….” Sahut Gareng
“Ha…ha..ha… kita semua bakal bangun republik gombal” Seloroh Semar  kecut.


Share this article :
 
Support : Support Website | Balai Kota |
Powered by PERS PONOROGO
Copyright © 2015. Lingkar Kota : Informasi Berdasarkan Data Dan Fakta - All Rights Reserved
Template Design by Ze Dien Published by Balai Kota Supported by Wengker.com