![]() |
Peringadan maulid Nabi oleh masyatakat |
Masyarakat setempat menyebutnya sebagai tradisi Mauludan. Seperti diakui oleh Febry, warga Dukuh Pondok, Desa Belang, Kecamatan Bungkal, Ponorogo .
Dia menjelaskan bahwa warga di lingkunganya setiap peringatan Mauludun selalu membawa sedekah (ambengan) ke Musholla atau Masjid.
"Setiap warga yang mampu selalu membawa ambengan ke Masjid atau Musholla dalam menyambut Mauludan," ujar Febry, Juma'at (2/1) kepada Tim Lingkar Ponorogo.
![]() |
Mushholla Pojok, Desa Bediwetan, Bungkal |
Ia menambahkan Pada umumnya acara maulid Nabi Muhammad SAW / Muludan tersebut dipimpin ulama setempat. Setelah dipanjatkan doa', acara dilanjutkan dengan makan bersama sekaligus ajang tradisi Mauludan juga dijadikan ajang silaturahmi antar warga," bebernya.
Setelah acara, warga pulang secara tertib ke rumah masing-masing dengan membawa sisa ambengan yang dibawa. Ungkapan senada juga disampaikan oleh Heru, warga Dukuh Krajan, Desa Bediwetan, Kecamatan Bungkal. "Ini (Mauludan) adalah tradisi turun temurun yang layak dilestarikan," kata Heru. (cholis/ tim)