Dikota Ponorogo banyak sekali orang yang ingin mencalonkan diri sebagai
bupati melalui jalur independen, namun bagi pengamat politik Ponorogo sangat
berat atau bahkan imposible calon tersebut pada akhirnya maju dan mendaftarkan
sebagai calon bupati apalagi sampai memenagkannya.
Selama ini jalur perseorangan hanya dijadikan alternatif terakhir para cabup,
untuk bisa terus ikut serta dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
"Kandidat Cagub selama ini hanya menggunakan jalur independent hanya
sebagai alternatif terakhir, jika lobi-lobi dengan partai politik menemukan
jalan buntu," katanya.
Lebih lanjut ia menambahkan, bahwa kondisi sosial politik yang ada di
Ponorogo yang seperti ini, akan sangat tidak menarik bagi calon independen. “Begitu
banyaknya para elit politik yang tersangkut masalah hukum, seperti yang terjadi
akhir-akhir ini di Ponorogo, membuat calon independen berfikir dua kali,
ditambah cost sebagai calon perseorangan cukup besar, jadi kenapa saya katakan
sulit atau berat bagi calon independen untuk ikut bursa calon bupati,”jelasnya.
Masih menurut Sulton yang juga Rektor Unmuh ini, biasanya Cabup yang
menggunakan jalur perseorangan, tidak memiliki jaringan sekuat partai politik.
"Karena harapan pertama maju lewat perahu partai, maka calon independent
ini kerap tidak memiliki jaringan yang kuat dibanding partai politik,"
ujarnya.
Kemudian biasanya calon kepala daerah
melalui jalur perseorangan, anggapan masyarakat memiliki modal yang kecil dan
tidak memiliki popularitas. Hingga timbul opini atau tanggapan bahwa cabup yang
maju lewat jalur ini peluang menangnya kecil.
Meski demikian, peluang cabup yang maju lewat jalur independen juga punya
peluang besar, asal memiliki persyaratan diantaranya tingkat popularitas yang
tinggi serta memang orang yang sangat berpengaruh. "Asalkan calon tersebut
bukan orang baru, dan sudah sangat dikenal masyarakat, peluang tersebut masih
ada,"terangnya.
Dari analisa sampai dengan hari ini, masih banyak partai politik yang belum
menentukan siapa calon yang bakal diusung, dengan begitu peluang untuk masuk
pada jalur partai masih terbuka lebar jadi kenapa harus independen.
“Partai belum mempublikasikan siapa calon yang diusung, seperti partai
golkar yang jelas-jelas bisa mencalonkan sendiri saja juga belum bersikap, jadi
peluang ini bisa dimasuki oleh siapa saja, tidak perlu harus memaksakan diri
maju lewat independen,”urainya.
Didalam memang sudah menjadi hal biasa, jika muncul banyak sekali orang yang
mengklaim untuk maju dalam pilkada, dan itu semua dengan motivasi yang beraneka
ragam.
“Sudah pasti banyak orang baru yang mendeklarasikan maju pilkada, dengan
berbagai motivasi dan kepentingan, bisa juga hanya sekedar nampang, atau hanya
sekedar sensasi politik semata,”pungkasnya.*(Dee)