Headlines News :
Home » » Hidup Sebatang Kara Dan Mengidap Penyakit Kulit

Hidup Sebatang Kara Dan Mengidap Penyakit Kulit

Written By Unknown on Sunday, December 7, 2014 | 7:48 PM

     PONOROGO,- Lasiyem seorang nenek warga Dukuh Broto, Desa Broto, Kecamatan Slahung, terpaksa harus tinggal di rumahnya amat sangat sedehana di kaki bukit Jati Kandang sebuah tempat yang sangat jauh dari keramaian. Dia harus tidur di tempat yang sama sekali tidak layak, dengan derita penyakitnya yang tak kunjung sembuh.

     Wanita berumur 63 tahun yang telah ditinggal suaminya, terpaksa harus menerima keadaan atas kondisi rumahnya yang tidak layak, Lasiyem yang tinggal sebatang kara terpaksa menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja sebagai penyadap getah, serta mengelola lahan milik perhutani. Semua dikerjakan sendiri apapun yang terjadi hidup memang harus terus berlanjut.
        Sebelumnya tidak mengira kalau telinga seperti ini, ceritanya masih menurut Lasiyem,”kulo nembe ngertos (saya baru tahu) waktu saya kerja di hutan kenapa telinga bagian kiri saya dikerubuti lalat dan setelah sampai di rumah waktu saya tidur di bantal itu kok ada kayak belatung,”terangnya.

   Lanjutnya dirinya tidak tahu penyakit apa yang dideritanya karena cuma sekali dia berobat di puskesmas,”niki sakit menopo kulo nggeh mboten ngertos (ini penyakit apa saya juga tidak tahu),”imbuhnya

     Lasiyem cuma satu kali berobat ke puskesmas, dan kalau untuk rutin berobat dan memeriksakan apa penyakitnya tidak ada biaya serta harus menempuh beberapa kilo untuk bisa datang ke Puskesmas terdekat,” kulo mboten gadah arto damel berobat (saya tidak punya uang buat berobat) terus nggeh tebeh mas puskesmasipun (Puskesmas juga jauh),”tuturnya lirih.

      Saat datang itu ia mengenakan baju lengan panjang motif bunga-bunga yang sudah lusuh. "Saya nggak punya apa-apa dan nggak punya siapa-siapa, makanya saya sendirian di sini," kata nenek yang suaminya telah meninggal.

     Akhirnya, Lasiyem pun hanya bisa menyendiri di rumah berdinding kayu tersebut. Wajahnya tampak sudah penuh kerutan, rambutnya memutih, dan luka yang dideritanya pun sudah membengkak. lasiyem, hanya bisa merebahkan dirinya, lalu memejamkan mata.

      Selain hidup sebatang kara penderitaan Lasiyem bertambah dengan harus menahan rasa sakit karena penyakit kulit yang belum lama dideritanya,”rasanya sakit mas, baru beberapa minggu kemarin saya baru sadar kalau telinga bagian kiri saya seperti ini,”ujarnya.* (Vi Marito)
Share this article :
 
Support : Support Website | Balai Kota |
Powered by PERS PONOROGO
Copyright © 2015. Lingkar Kota : Informasi Berdasarkan Data Dan Fakta - All Rights Reserved
Template Design by Ze Dien Published by Balai Kota Supported by Wengker.com