
PONOROGO,- Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM)
ternyata tidak membuat tarif angkutan umum di Ponorogo ikut turun. Sejumlah
awak bus antarkota dalam provinsi (AKDP) jurusan Ponorogo-Surabaya
memberlakukan tarif sama setelah harga BBM naik pada November 2014.
Diketahui, pemerintah untuk kali kedua menurunkan
harga BBM, pada 1 Januari 2015. Harga premium turun menjadi Rp7.600 dari
sebelumnya Rp8.500/liter. Sedangkan harga solar turun menjadi Rp7.250 dari
sebelumnya Rp7.500/liter. Kemudian pada nanti malam Minggu (18/01) tepat pukul
24.00 kembali harga BBM turun menjadi Rp
6.600 untuk premium sedang solar di harga Rp.6.400.
Slamet (45), kondektur salah satu bus tujuan Ponorogo-Surabaya, menyatakan,
penurunan harga BBM tidak memengaruhi tarif angkutan umum. Sebab, dengan adanya
kenaikan harga BBM per November lalu, membuat harga sejumlah suku cadang
kendaraan serta biaya operasional meningkat, sehingga perusahaan otobus pun
mengalami kerugian.“Tidak ada penurunan tarif karena perusahaan bus
juga masih rugi setelah harga BBM dinaikkan,” ujarnya.
Setelah membuat harga sejumlah kebutuhan pokok ikut naik, menurutnya, besaran
penurunan harga solar yang dibutuhkan bus juga tidak terlalu signifikan. Karena
itu, tarif bus dari Ponorogo-Surabaya. yakni Rp26.000.
Tarif angkutan yang terlalu mahal itu dikeluhkan banyak penumpang. “Kalau BBM
naik tarif angkutan ikut naik, tetapi giliran BBM turun, tarif angkutan tidak
mau turun. Seperti ini yang dirugikan penumpang,” kata Dinda, pengusaha konveksi.
Sehingga, harus ada regulasi maupun tindakan guna menstandartkan tarif angkutan umum dari organda maupun dari pemerintah melalui dinas perhubungan, jadi masyarakat tidak dirugikan. “Pemerintah harus tanggap dan segera menindaklanjuti permasalahan ini, agar masyarakat pengguna angkutan umum tidak dirugikan pun bisa menikmati kenyamanan,”pintanya.*(Juw/Dee/Han)